Santapan Harian
Ratapan 5:1-22
Judul: Tetap berharap pada belas kasih Tuhan
Akhirnya Ratapan ditutup dengan doa mohon belas kasih Tuhan. Berarti peratap di sini mengajak umat Tuhan untuk mengakui keberdosaan diri, dan menyerahkan diri pada kasih dan kedaulatan-Nya untuk memulihkan mereka.
Inilah penderitaan yang mereka alami karena dosa-dosa mereka.Mereka kehilangan berkat-berkat yang dahulu melalui perjanjian Sinai nenek moyang mereka terima.Mereka kehilangan tanah perjanjian, salah satu dari janji Allah kepada Abraham (2, Kej. 12:7).Dengan kehilangan salah satu berkat utama tersebut, hilang juga kesejahteraan dan kemakmuran (4, 9-10).Mereka menjadi piatu (3), berarti kehilangan relasi intim umat kepada Allah.Padahal, salah satu esensi Perjanjian Sinai ialah Tuhan akan menjadi Allah mereka, dan mereka akan menjadi umat-Nya. Mereka kehilangan kemerdekaan mereka (5, 9-10).Mereka kehilangan martabat sebagai manusia karena menjadi bulan-bulanan dari para musuh yang kejam dan keji.Semuanya ini mereka akui karena dosa-dosa orang tua mereka dan mereka sendiri (7, 16).
Pertanyaan yang peratap gumuli, mewakili umat yang sedang menderita ini ialah, apakah Tuhan sudah melupakan mereka selama-lamanya, dan tidak lagi mau mengampuni mereka.Mereka benar-benar bergantung kepada belas kasih dan kedaulatan Tuhan. Tidak ada apa pun dalam diri mereka yang dapat menjadi dasar atau alasan bahwa Tuhan .harus menolong mereka.
Ratapan memang ditutup dengan tanda tanya besar, yaitu adakah pengampunan dan pemulihan dari Allah untuk umat yang memang tidak layak diampuni dan diselamatkan. Kita tahu bahwa jawabannya ada di dalam Kristus Yesus. Oleh karena kasih setia dan belas kasih-Nya, Kristus telah datang untuk menanggung semua hukuman karena dosa. Kita yang percaya kepada-Nya, akan menerima pengampunan, dan mendapatkan pemulihan hidup.
Diskusi renungan ini di Facebook:
https://www.facebook.com/groups/santapan.harian/
__________
Santapan Harian / e-Santapan Harian
Bahan saat teduh yang diterbitkan secara teratur oleh Persekutuan Pembaca Alkitab (PPA) dan diterbitkan secara elektronik oleh Yayasan Lembaga SABDA (YLSA).
© 1999-2013 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA).
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi atau non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber tulisan dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar