Bong Chandra (lahir di Jakarta , 25 Oktober
1987 ; umur 26 tahun) adalah seorang pebisnis,
pembicara, dan juga motivator populer asal
Indonesia . Pada tahun 2010, ia mendapatkan
gelar "motivator termuda se- Asia ", yakni
ketika berusia 23 tahun.[1] Dia sering
mengadakan acara seminar motivasi di
berbagai kota, khususnya di Indonesia. Dia
juga menulis buku motivasi berjudul Unlimited
Wealth .[2] Dia mengaku sengaja tidak
menyelesaikan kuliahnya untuk memfokuskan
diri sebagai pembicara dan motivator. [3]
Kumpulan Kata Motivasi Bong Chandra ,
beritabarubanget. Diakses pada 27 January
2012.</ref>
Riwayat
Kesuksesan ini tak diraih dengan mudah. Bong
harus menempa dirinya dengan kerja keras.
Saat usianya menginjak 18 tahun, Bong
memilih berjibaku membangun bisnis
ketimbang bersenang-senang seperti remaja
seusianya. Kerja keras Bong dimulai sejak
krisis ekonomi 1998. Bencana itu membuat
bisnis ayahnya, Aditya, terempas. Pabrik
kuenya terancam gulung tikar. “Rumah sampai
nyaris dijual,” katanya saat ditemui di salah
satu tempat usahanya, Free Car Wash
Serpong, Tangerang Selatan , Kamis lalu.
Bong, yang kala itu berusia 11 tahun,
berempati atas terpuruknya ekonomi keluarga.
Kebutuhan sekolah diusahakan sendiri.
Contohnya ia lebih memilih kertas bekas dan
memfotokopi buku pelajaran milik temannya
ketimbang membeli baru. Beberapa alat tulis
juga dibuatnya sendiri. “Saya menggunakan
karet (gelang) untuk penghapus,” tuturnya.
Bong kecil juga menjual sisa potongan kue di
pabrik ayahnya ke sekolah. Semula ia gengsi.
Apalagi dia minder karena penyakit asma, yang
membuat tubuhnya ringkih, sehingga kerap
dicemooh oleh rekannya. Namun motivasi dia
bertahan hidup lebih besar. Bong malah makin
giat mengembangkan usaha. “Saya menjual
parfum dan VCD (cakram padat).”
Saat masuk SMA, ia bersama seorang
temannya nekat berbelanja pakaian ke
Bandung meski tak punya duit. “Modalnya
kepercayaan,” katanya. Pagi hari mereka
berangkat, sore kembali ke Jakarta dengan
membawa setumpuk baju yang siap dijual.
Bong membuka lapaknya di Senayan dan
Pasar Taman Puring, Jakarta Selatan. Ia juga
menjual pakaian seragam kepada rekan dan
adik kelasnya.
Bong sadar motivasi perlu dipertahankan
karena cemoohan berpotensi mengendurkan
semangatnya. Apalagi rekannya kerap
menyindir Bong. “Seumuran kita harusnya
bersenang-senang,” ujar Bong menirukan
rekannya. Tapi ia berkukuh. Beruntung, orang
tuanya rajin memberi nasihat. Bong pun gemar
membaca buku motivator dunia, seperti Donald
Trump. “Keinginan sukses makin besar,”
katanya. Kegemaran ini memudahkannya
memotivasi diri. Ia pun mulai menasihati
temannya yang patah semangat.
Ia makin yakin akan kualitas bakatnya
memotivasi orang. Bersama lima rekannya,
Bong membuat event organizer untuk pelatihan
motivasi. Sasarannya orang-orang dekat.
“Saya diminta beberapa rekan satu jemaat di
gereja,” ujarnya. Bong awalnya memotivasi
para karyawan pemasaran. Selama dua tahun
pertama, ia hanya memungut biaya
operasional. “Ini investasi saya,” katanya.
Apalagi tujuan bisnis ini tidak untuk mencari
uang. “Saya memperluas pertemanan,”
katanya.
Tak sulit bagi alumnus SMA Kalam Kudus
Jakarta ini mendapatkan teman dari 90 ribu
peserta pelatihannya, yang kebanyakan pelaku
bisnis. “Kalau teman kita sukses, kita akan
kecipratan sukses,” katanya. Keyakinan Bong
yang kerap mengisi pelatihan di kalangan
pebisnis properti ini benar. Ia mulai diajak
sesama pembicara saat memberikan pelatihan
di Real Estate Jawa Timur.
Awalnya Bong diminta mencarikan investor
pembangunan properti seluas 5,1 hektare di
Ciledug, Tangerang. Meski gagal, rekannya tak
kecewa. Ia justru diminta bergabung
menjalankan bisnis ini. Akhirnya Bong dan dua
temannya menjalankan perusahaan properti
senilai Rp 180 miliar sejak Januari lalu. “Ini
modal networking,” katanya.
Keberuntungannya terus bergulir. Pelan-pelan
banyak tawaran mengajaknya berbisnis
bersama. Selain properti, Bong mendirikan
bisnis pencucian mobil. Usaha ini dibangun di
Buah Batu, Bandung, dan Serpong. Kini ia
menjalankan tiga usaha dengan karyawan
mencapai 100 orang. Menjadi pembicara
motivasi membuat Bong memutuskan berhenti
kuliah di Jurusan Desain Grafis Universitas
Bina Nusantara. Setelah tidak kuliah, satu-
satunya pilihan Bong adalah menjadi motivator
yang sukses.
Meski dia sudah berbicara di hadapan 15 ribu
orang per tahun, mulai mahasiswa, ibu rumah
tangga, dosen, ahli hukum, dokter, pengusaha,
hingga CEO, Bong menyebut dirinya sebagai
pribadi yang tertutup. “Saya tidak mudah
akrab,” katanya. Bong juga mengenali dirinya
sebagai orang yang lambat bertindak. “Saya
menuntut sempurna jadi kerap lama berpikir
Jumat, 11 April 2014
Biografi Bong Chandra
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar